EDISI 7 SEPTEMBER 2025
MINGGU 7 SEPTEMBER 2025KALENDER GEREJAWI: MINGGU BIASA PEMBACAAN ALKITAB: IMAMAT 25:1-22 THEMA: " TAHUN PEMBEBASAN "
PENJELASAN TEKS Ayat 1-7, Tentang Pelaksanaan Tahun Sabat.
Berisi kesaksian tentang firman TUHAN kepada umat Israel melalui perantaraan
Musa di Sinai. Isi firman itu adalah apabila memasuki negeri yang diberikan
TUHAN, maka sabat harus dilaksanakan sebagai perhentian penuh, suatu sabat
bagi TUHAN.
Artinya, Israel tidak melakukan suatu pekerjaan pada waktu perayaan sabat. Dan
waktu sabat itu digunakan untuk berdoa, membaca kitab suci, memuji dan
memuliakan TUHAN yang telah menyertai dan memberkati mereka. Jadi sabat
menjadi tahun perhentian penuh bagi manusia, tanah, ladang, kebun, tanaman,
dan seterusnya. Itu berarti manusia tidak melakukan suatu pekerjaan, tanah tidak
boleh diolah, ladang tidak boleh ditaburi, kebun Anggur tidak boleh dirantingi,
tidak boleh memetik Anggur.
Mengapa semua ini tidak boleh dilakukan pada waktu sabat? Sebab sabat
diperuntukan, dikhususkan penuh bagi TUHAN. Dan hasil tanah selama sabat itu
menjadi makanan bagi umat Israel, bagi budak-budak, orang upahan, orang
asing, ternak, binatang liar yang ada di tanah umat Israel.
235
Pegangan Pelayan Ibadah GKI di Tanah Papua Tahun 2025
Ayat 8-13. Tentang Pelaksanaan Tahun Yobel.
Berisi amanat untuk menghitung tujuh tahun sabat kali tujuh tahun, sehingga
tujuh tahun sabat itu sama dengan empat puluh sembilan tahun. Pada tahun
ini bulan yang ketujuh, dan pada hari raya pendamaian, Israel harus
memperdengarkan bunyi sangkakala di seluruh negeri. Mengapa ini dilakukan?
Ini menjadi tanda untuk memasuki tahun Yobel, yaitu tahun ke-50.
Tahun ke-50, dihitung sejak Israel menduduki tanah Kanaan. Selanjutnya,
mengapa tahun yang ke-50 harus dikuduskan umat Israel?. Kata kudus adalah
terjemahan dari kata bahasa Ibrani qadosy yang artinya: dikhususkan,
disendirikan, diperuntukan bagi TUHAN. Dengan demikian, tahun Yobel
adalah tahun kebebasan bagi segenap penduduk, setiap orang dibebaskan
kembali ke tanah miliknya, kepada kaumnya, jangan menabur, jangan
menuai, yang tumbuh sendiri jangan dituai, jangan petik buah anggur yang
tidak dirantingi, karena tahun ini adalah tahun Yobel, tahun pembebasan.
Dalam tahun Yobel, utang dihapus, orang yang diperbudak dibebaskan, tanah
dikembalikan kepada pemiliknya. Jadi tahun Yobel dirayakan adanya suatu
pembebasan. Tahun Yobel penting untuk melindungi kesejahteraan sosial
umat Israel. Demikian juga, tahun Yobel menjadi masa pemulihan, istirahat,
pembebasan bagi umat Israel.
Ayat 14-17, tentang Transaksi Jual-Beli pada Tahun Yobel
Pada tahun Yobel, dalam hal jual beli jangan merugikan orang lain, jangan
saling merugikan dalam perdagangan. Harus membeli menurut jumlah tahun
panen sesudah tahun Yobel. Hal ini dimaksudkan supaya ada keadilan dalam
soal harga atau keuntungan. Jangan merugikan orang dengan harga
pembelian yang rendah pada besar jumlah tahun panen, dan harga yang
tinggi pada saat kecil jumlah tahun panen. Prinsip utama dalam kesaksian ayat
14-17 adalah jangan merugikan orang dalam perdagangan. Jadi pembeli tidak
boleh menjual dengan harga mahal ketika tahun panen sedikit, atau menjual
harga lebih murah ketika jumlah tahun panennya lebih banyak. Hal ini
bertujuan menjaga keseimbangan yang membeli dan yang menjual dengan
memperhitungkan waktu kerja, pengorbanan, dan jumlah hasil yang
diperoleh. Kesaksian ini hendak menegaskan prinsip keadilan, keseimbangan
dan kesejahteraan. Mengapa prinsip ini harus diperhatikan? Dikatakan dalam
ayat 17, “Jangan kamu merugikan satu sama lain, engkau harus takut akan
Allahmu, sebab Akulah TUHAN Allahmu.”
236
Pegangan Pelayan Ibadah GKI di Tanah Papua Tahun 2025
Ayat 18-22, tentang Melakukan dan Berpegang pada Peraturan TUHAN.
Sebagai umat pilihan Allah Israel harus mematuhi dan melakukan segala
perintah dan ketetapan TUHAN. Karena itu dalam bagian ini umat Israel
diminta untuk melakukan ketetapan Tuhan dan berpegang pada peraturan
TUHAN dan melakukannya. Tujuannya supaya mereka mendiami tanah yang
diberikan TUHAN dengan aman dan tentram, tanah memberi hasil bagi
kesejahteraan mereka. Dengan melakukan dan berpegang pada peraturan
TUHAN, berarti mereka tidak jatuh ke dalam penggodaan penyembahan
berhala dan tidak jatuh ke dalam kekafiran, dan TUHAN tidak akan
menghukum mereka, tetapi akan memerintahkan berkat kepada mereka dan
melimpahkan hasil dari tanah mereka. Berkat TUHAN itu nyata dalam
kesaksian ayat 21 dan 22. Mereka tidak kekurangan dalam tahun yang
keenam, dan tahun yang kedelapan baru mereka menabur. Mereka akan
makan hasil yang lama sampai tahun kesembilan. Jadi syarat berkat bagi umat
TUHAN adalah melakukan dan berpegang pada peraturan TUHAN.