EDISI 24 AGUSTUS 2025



MINGGU 24 AGUSTUS 2025
KALENDER GEREJAWI: MINGGU BIASA
PEMBACAAN ALKITAB: 2KORINTUS 9:6-15
THEMA: " MEMBERI DENGAN SUKA-CITA MENJADI BERKAT "

PENJELASAN TEKS Teks ini merupakan inti pembelajaran Paulus kepada jemaat di Korintus untuk menjadi orang yang murah hati atau berkemurahan sebagai syarat untuk memberi bagi sesama manusia dalam kekurangan dan kelemahan mereka. Kemurahan dari kata Ibrani khesed maupun khen dan bahasa Yunani kharis; krestotes; dan agathos yang berarti kasih setia; kasih karunia; kemurahan hati; suka memberi dan baik hati. Dasar dari kemurahan (khesed dan agathos) adalah sifat khusus Allah yang menghargai, menghormati dan menerima manusia apapun juga keadaannya. Itulah yang menjadi dasar Allah bermurah hati kepada manusia karena Allah menghormati dan menghargai manusia, sehingga Ia menerima manusia dalam kondisi dan keadaan apapun juga di hadapan-Nya. Inilah dasarnya, mengapa setiap orang Kristen dipanggil untuk bermurah hati kepada sesamanya, ia menghormati dan menghargai sesamanya dan menerima keberadaannya untuk ditolong dan dilayani. Ada 3 hal yang diberitakan teks, yaitu : Pertama, ayat 6-11, Paulus memotivasi jemaat untuk “murah hati” dalam hidup terhadap sesamanya yang lemah dan berkekurangan. Bahwa dalam menolong sesama manusia, tidak boleh setengah hati, atau dengan bersungut sungut. Memberi dan menolong sesama manusia sama dengan menabur benih, seperti dikatakan pada ayat 6 “Camkanlah ini : Orang yang menabur 226 Pegangan Pelayan Ibadah GKI di Tanah Papua Tahun 2025 sedikit, akan menuai sedikit juga, dan orang yang menabur banyak, akan meniai banyak juga.” Maksudnya, contoh, jika menanam manga 1 pohon, akan panen sedikit, tetapi jika tanam manga 5 pohon, maka akan panen lebih banyak dari yang 1 pohon itu. Memberi banyak akan dikembalikan oleh Tuhan banyak juga; tetapi memberi sedikit apalagi tidak, maka Tuhan akan memberikan memberi kembali juga sedikit bahkan tidak bagi yang tidak tahu memberi. Pada ayat 8, dikatakan bahwa “Allah sanggup melimpahkan segala kasih karunia kepada kamu, supaya kamu senantiasa berkecukupan di dalam segala sesuatu, malah berkelebihan di dalam pelbagai kebajikan”. Kata kasih karunia dalam teks ini, diterjemahkan dari kata Yunani charin, artinya anugerah, yaitu : sesuatu yang diberikan Allah kepada kita tanpa kita minta, tetapi Allah tahu bahwa kita membutuhkannya. Akibat dari orang yang banyak memberi, adalah ia tidak berkekurangan dalam hidup, malah dikatakan bahwa Allah menambahkan sifat : ”kebajikan”, agathos, selalu mau berbuat baik kepadanya. Orang yang tahu berbuat baik atas dasar sifat kemurahannya, akan selalu menerima berkat dari Tuhan dan hidupnya selalu penuh kemurahan dan kebaikan. Kedua, ayat 12-14, Akibat atau hasil dari hidup yang berkemurahan; hidup yang baik; hidup yang memberi kepada sesama manusia atas dasar khesed dan kharis adalah : Pertama, Orang yang berkekurangan akan berkecukupan dari pemberian kita; dan mereka akan melimpahkan ucapan syukur kepada Allah. Artinya, Memberi mendatangkan ucapan syukur. (ay.12) Kedua, Orang yang suka memberi adalah orang yang tahan uji dari keinginannya untuk tidak memberi; Dan itulah bentuk ketaatannya kepada Injil Yesus Kristus. Jika kita suka memberi untuk kesusahan orang lain, berarti kita mengalahkan keinginan kita untuk tidak memberi (kikir); dan kita juga menunjukkan sikap kita yang taat kepada berita Injil untuk mengasihi sesama manusia. (ay.13) Ketiga, akibat dari memberi adalah saling mendoakan diantara orang yang memberi dan orang yang diberi. (ay.14) Ketiga, ayat 15, merupakan kesimpulan dan pengulangan terhadap teks 2Korintus 8:9 tentang kemurahan dan kebaikan hati akan melimpahkan ucapan syukur dalam hidup seorang Kristen; dalam hidup ber-jemaat dan dalam hidup bergereja.

Related Posts

There is no other posts in this category.