EDISI MINGGU PASKAH KE VI
MINGGU, 25 MEI 2025
KALENDER GEREJAWI: MINGGU PASKAH KE VI
PEMBACAAN ALKITAB: FILIPI 3 : 1 -16
THEMA: KEBENARAN YANG SEJATI
PENJELASAN TEKS
Sesudah Paulus membicarakan rencana perjalanan yang la buat dengan Timotius
dan Epafroditus dengan anggota-anggota jemaat Filipi, ia mengakhiri dengan
suatau ajakan sukacita, sebagaimana dalam ayat (1). Paulus katakan
bersukacitalah maksudnya ialah bersukacita dalam persekutuan dengan Dia,
bersukacita sesuai dengan kehendaknya. Jadi, bersukacita dalam Tuhan itu kuat
dan siap menerima apapun. Paulus bilang tidak berat menuliskan kepastian bagi
mereka. Dia tidak sukar menulis peringatan akan pengaruh dan bahaya pengajar
sesat yang mengancam mereka. Hal ini terlihat dengan jelas dalam ayat (2), agar
mereka berhati-hati terhadap anjing-anjing. Kata hati-hati bahasa Yunani
46 NOKEN
"blepete" artinya amat-amatilah dengan seksama para pengajar sesat yang dia
sebut sebagai anjing-anjing. pekerja jahat dan penyunat-penyunat. Ini pengajar
sesat yang mempengaruhi warga gereja. seperti penyunat-penyunat yang
membanggakan tradisi sunat dalam perjanjian lama. Jadi mereka
mengutamakan hal yang jasmaniah, kemudian ayat (3) Paulus katakan kita
adalah orang bersunat maksudnya adalah sunat hati (bnd Roma 2:28
29.Kol.2:11) bahwa kita bukan seperti orang bersunat. tetapi kita adalah orang
yang bermegah dalam Tuhan. Artinya keselamatan itu kita peroleh lewat Kristus,
bukan lewat usaha kita semata. Jadi bukan atas dasar tradisi atau kebiasaan dan
keselamatan kita peroleh bukan karena melakukan sunat tradisi.
Paulus akui dalam ayat (4-9) bahwa dia juga di sunat seperti orang Yahudi sebab
dia memang orang Yahudi, tetapi dia tidak mengandalkan hal-hal. lahiriah alias
hal jasmaniah atau tradisi. Bagi Paulus kalau ada yang sombong karena mereka
pernah di sunat, maka dia bisa lebih sombong lagi. dial mengikuti tradisi Yahudi
sunat hari kedelapan, dari suku Benyamin, orang Ibrani asli dan dia bagian dari
kelompok fanatik yakni Orang Yahudi (lih. Kis 23:6: 26:5:Roma 11:1). Dengan
kata lain. untuk tradisi dan kebiasaan Yahudi Paulus memenuhi semua dan itu
asli. Bahkan kefanatikan Paulus itu. nyata lewat tindakannya untuk menganiaya
atau membunuh orang-orang Kristen dan dia sangat menzati Hukum Taurat
(ayat 6), tetapi tindakan penganiayaan yang dulu dia anggap sebagai sebuah
kebangaan, sebuah tindakan yang istimewa dan merupakan sebuah keuntungan,
sekarang dia menganggap bahwa itu sebuah kerugian alias tidak ada manfaat
atau untungnya karena kepercayaan kepada Kristus. Jadi, dengan kata lain saat
ia percaya Kristus dia tidak lagi menganggap tradisi dan kebiasaan lama itu
sebagai sesuatu yang membawa keselamatan kepadanya. Sebab percaya kepada
Kristus itu lebih mulia. Ketika dia menjadi milik Kristus bukan atas dasar
menaati hukum Taurat, melainkan dengan kebenaran iman kepada Kristus yakni
kebenaran yng sudah Allah berikan kepadanya dan bukan karena usahanya (8-9)
Dalam ayat 10-11, Paulus menjelaskan mengapa ia ia melepaskan semua
kepercayaan lama dan dianggap sampah, yakni supaya ia mengenal Dia dan
kuasai kebangkitan-Nya. Kata mengenal ini bukan pengenalan dalam arti
intelektual tetapi lebih kepada relasi atau hubungan yang dalam supaya dia
mengenal kuasa kebangkitan-Nya serta persekutuan dalam penderitaan dan
serupa dengan Dia dalam kematian-Nya. Jadi bukan hanya kuasa kebangkitan,
tetapi dia juga memahami makna penderitaan dan kematian Kristus dan supaya
dia juga akan peroleh kebangkitan dari orang mati.
47 NOKEN
Di ayat 12-14, Paulus hendak menjelaskan bahwa memperoleh keselamatan atau
ada dalam Kristus itu jelas bukan usahanya atau dia mendapat karena dia
sempurna, tetapi Kristuslah yang membuat dia bertobat dan menjadi pengikut
Nya dalam peristiwa di pintu Damsyik. Peristiwa pertobatan di pintu Damsyik
membuat Paulus tidak lagi kembali kepada kehidupan lama, tetapi dia
mengarahkan pandangan dan fokus ke depan artinya fokus menjadi pengikut
Kristus. Dia gunakan istilah perjuangan itu seperti orang yang berlari
memperoleh hadiah yakni panggilan surgawi dalam Yesus Kristus maksudnya
adalah keselamatan yang Yesus sediakan.
Pada ayat 15-16 Paulus membangun atau mengajak anggota jernaat Filipi supaya
mereka bertekun bersama-sama dia dalam situasi yang ia sebutkan diatas dan
supaya mereka jangan membiarkan hubungan dan persekutuan mereka dengan
Tuhan dirusakkan oleh propaganda penyesat-penyesat jemaat. Perhatikan
Paulus katakana marilah kita yang sempurna, berpikir demikian dan juga tingkat
pengertian yang sudah kita capai menurut jalan yang sudah kita tempuh. Artinya
begini, kedewasaan berpikir dan memiliki iman yang baik tidak perlu trpengaruh
tetapi kita pegang teguh atau jalan terus atas dasar pemahaman kita itu.